Aria Bima PDIP menyinggung isu hubungan beracun di kalangan Jokowi

banner 468x60

TEMPO.CO, Jakarta – Politisi PDIP Aria Bima menyinggung Toxic Relationship atau hubungan tidak sehat di sekitar Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Dia mengatakan PDIP tidak ingin Jokowi terpapar virus Orde Baru di lingkarannya.

Aria Bima mengatakan, hubungan tidak sehat inilah yang berujung pada pengangkatan putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden Prabowo.

banner 336x280

Apalagi, kata Aria Bima, hal itu menyangkut Mahkamah Konstitusi yang menurutnya merupakan landasan demokrasi di negeri ini.

“Dukungan kita MK yang tidak saya ambil hati, sahabat baik itu keluarga Bu Iriana, Mas Wali Gibran, sepertinya Pak Jokowi menggunakan alat keinginan untuk sekedar melamar Gibran sebagai anaknya. . untuk menjadi calon wakil presiden yang berotak. Atic turun tangan dalam kutipan kepada pejabat di Mahkamah Konstitusi yang kebetulan adalah paman Gibran, kata Aria, Senin, 30 Oktober 2023, di Rumah Kemenangan Ganjar-Mahfud, Jakarta Pusat.

Juru Bicara TPN Ganjar-Mahfud mempertanyakan apakah hal tersebut akibat hubungan yang beracun akibat pengaruh pola lama.

Padahal, kata dia, cepat atau lambat Gibran akan mendapat kehormatan menduduki jabatan sesuai dengan kedewasaan dan pengalaman yang diperolehnya.

Tiba-tiba dia bilang ingin segera jadi wakil presiden dan sekarang jadi lelucon. Sebenarnya saya malah tidak mau, kenapa? Itu hanya karena dia calon presiden yang ingin dia menjadi wakil presiden. wakil.” Begitulah saya menyebutnya hubungan yang beracun. Itu saja,” katanya.

Kata Aria Bima, konsekuensinya hubungan yang beracun Di sinilah Jokowi mengabaikan sistem merit dan dukungan hukumnya. Alhasil, Jokowi dan Gibran mendapat penilaian buruk dari masyarakat karena dianggap sebagai orang yang menelantarkan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

“Itulah yang saya sebut hubungan yang beracun Ini. Ini adalah pembelajaran Sop?” dia berkata.

Periklanan

Menurut Aria, cara Gibran keluar dari partai dan Megawati sudah ketinggalan zaman dan sangat baru. Oleh karena itu, kata dia, dirinya tidak bisa direpresentasikan sebagai anak muda. Sebab bagi Aria, anak muda jangan melakukan hal-hal yang bersifat tabrak sana-sini, apalagi memanfaatkan fasilitas posisinya.

Menurut dia, pemikiran kacau merupakan hal yang lumrah pada langkah-langkah abnormal di Mahkamah Konstitusi dan disimbolkan oleh generasi muda.

“Kami ingin belajar bagaimana generasi muda menginginkan prosesnya, tujuannya adalah prosesnya bukan hasilnya,” kata Aria.

Ia mengungkit soal Jokowi yang sebelumnya membantah soal Jibran sebagai calon wakil presiden. Aria menjelaskan, Jokowi bahkan menyebut pengalaman kepemimpinan Gibran hanya dua tahun, selain itu belum ada undang-undangnya. Menurut dia, itu asli milik Jokowi sebelum terkena Tocix.

“Saya tidak akan menyebutkan secara spesifik siapa yang sejak awal menginginkan Jibran menjadi calon wakil presidennya,” kata Aria.

Pilihan Redaksi: Reaksi Pertemuan Jokowi dengan 3 Capres, Djarot PDIP Harap Alat Kekuasaan Tak Berpihak pada Satu Kandidat

NUR KHASANAH APRILIANI



Quoted From Many Source

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *